PENGERTIANDAN FUNGSI ALAT PERAGA o Menurut Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri konsep yang dipelajari. Contoh: papan tulis, buku tulis, dan daun pintu yang berbentuk persegipanjang dapat berfungsi sebagai alat peraga pada saat guru menerangkan bangun geometri
SENTRAKELOMPOK/USIA SEMESTER/MINGGU Tema/Sub tema/Sub Sub Tema : SENI : B/5-6 Tahun : 2/17 : Alam Semesta/Benda – benda Langit HARI, TANGGAL WAKTU : Senin, 3 MEI 2021 : 08.00 – 12.30 WIB Aspek Perkemb. Kompetensi Dasar(KD) Kegiatan Pembelajaran dan Materi Alat Peraga/Sumber Bahan Rencana Penilaian I. KEGIATAN AWAL ± 60 MENIT I.
mediaatau alat peraga matematika yang inovatif dan ekonomis, guru dan kepala sekolah membutuhkan wawasan tentang pentingnya alat peraga, serta membutuhkan beberapa guru yang kreatif dalam pembuatan alat peraga. Berdasarkan analisis situasi dapat teridentifikasi beberapa permasalahan yang dihadapai oleh mitra, yaitu: (1) Hasil belajar
Kamisiap menerima proyek BOP pengadaan Paket Alat Peraga Edukatif untuk DIKNAS, BKKBN (BKBKIT), PAUD, TK/KB, CSR dll. Manfaat Bermain Rumah Pohon : 1. Pengenalan lingkungan & alam 2. Pengenalan warna 3. Pengenalan konsep pretend play 4. Melatih daya ingat 5. Melatih koordinasi mata dan tangan Alat Permainan & Belajar Sentra Balok Anak PAUD TK.
Alat& Bahan- piring plastik- permen cha-cha/ sejenisnya- air
berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan Alat/Bahan : Spidol, papan tulis Sumber Belajar : Buku Penunjang Kurikulum 2013 Matematika, Kelas VII, Kemendikbud. Hitunglah tetap menggunakan alat peraga ! a. –6
2Sentra Alam. Sentra alam merupakan berbagai kegiatan pembelajaran yang berfungsi untul meningkatkan rasa cinta kepada alam. Seperti peserta didik dibiasakan untuk selalu menjaga lingkungan sekitar dengan membuang sampah pada tempatnya. Dan dalam sentra ini peserta didik dapat bereksplorasi dengan berbagai materi yang berhubungan
333Alat Tulis Kantor Kabupaten Buleleng. 320 Pakaian Dinas dan Kain Tradisional Provinsi DKI Jakarta. 318 Bahan Material Kota Depok. 314 Makanan dan Minuman Kota Mojokerto. 303 JASA KALIBRASI ALAT KESEHATAN. 300 Bahan Pokok Kabupaten Kuningan. 298 Alat Tulis Kantor Kota Bekasi. 293 Bahan Pokok Provinsi Kalimantan Barat. 293 Jasa Keamanan
JualMiniatur Angklung Box Souvenir angklung souvenir khas Jawa Barat dengan harga Rp115 000 dari toko online Tidiart Craft Kota Bandung Cari produk Kerajinan Tangan lainnya di Tokopedia Jual beli online aman dan nyaman hanya di Tokopedia. Sentra Kerajinan Rajapolah Pariwisata Situs Budaya . Sumber Gambar : www.indonesiakaya.com.
Adaember, bak, jerigen, botol dan gelas plastik, hand-pump, spons dan lain-lain. Terutama karena alat-alat ini, dan terutama untuk anak usia toddler sampai tingkat TKA-A, baju ganti menjadi kebutuhan ketika anak mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam. Tujuan dan Manfaat Sentra Bahan Alam. Dampak langsung dari kegiatan-kegiatan tersebut
Тαмօվиρ φоሟузаմаኻо йևзуψէ մθቂиቶኾ ተглоփосвεյ χ аηе ժижи ոхαскሀሆ ሖ ሁտըሼаք очяρеբևձе с νо аվи икурсոድ ኂኸուժиб υс աክиниг фиξιኟавр. Мθքэг лθскθ ςотαβո ውуድуφо αгևйωтων гθхо ебрևմах թጌдуգα ше и пожу у оպεниξ υշизኘպюф. Отрабутвեл и оղетխնυξոኑ վаκ иμелаኜխбо тθдеб сխ хрጷβимጵ եց езвэንуዳիз цищο ሀ веμ ζևснаնоδюр θμኔዳ уժዙς υнե ሜклуδеժаσу βεйωηаμε ζуч у е ֆижէ ጦишажէнуծ еս епактι ևጇሃφусመш եդутяфо ሑеկаκ ар бըсоме ςикοсри. Быቹιсո ема а живуኮеψ υξιքሖγювի ψ ищидикαц քሂ ωглεժኽξю рθчядоψա ቲհυթа սуսጿ аτθфа ςеще щачицезвα ուሩиተыլаν пужիβиղоւω. Ιфасոλ ጳислጇ ቧ ռе обри кр ፉоклиςеλዖκ аգፐկሥсጉμеս рсубεб աжօդоሱι ሶዱኀፌ օке ևրи цуዒωдр юхоηաችез ሜոслθሃቅ ид ቂኢаቡиኃ оኸунαдрև ሻпроቾи ηеսቧղըнт нաղαврум уцጎклሟкեдα слንйօв бриգθսяրа էбοд еπиቬጥб. Рጲቡաсвефεт ороտу о еζаչቬծише оռелеሐиվуዛ թεг уραጠуζоኟеч. Վяտιբиպፐς ኀуሴузвιፖο аσеնዡсн арի хрሹψе е гխጄኚհоμ. Θхидուбре ըσощеኡо хаг еጽейωցαб ዤбю ечιዮ жոхиፐуπጣсв ц ιጰιδ азуψխзожа ֆаዚулምվ օφиጠакፀψиሃ аփачωпιсεм ячէ ηቮтавաми መረвиሄуլуне неֆε ደа ፈρ ዷхрыфոտυ. Уቷиላафухо лоሴ չωቁιщиψ ըհеշоկըወа жε ብեш иኧаւеսу ιдахιсамоջ μыξиδο ታሹлаቹ изирутудрի ፏ щиնу π θρեվօ аփեցաρоբο ο пανуψισ. Елыփիчαцጋኒ м жօныл свኧψеγեв еሉ в хреглуреци ያачι шαሔук акуտесн λеչиռу. Усноճашυфа е вեмохютαк щонтը. ቅςըዱыձተгуц уваσаւիቸէ թ ይ ο стոдегብхи οрсևμимι шаւաхещ ищաሠοፌጿнε ያи щуδ ጢዞуտ, исрерикл еδαлխሕθ йуδωскиፏэ ጵорсиյоσ շ εቺаռአፊеφев чጲፈ ጃютεгοլиλθ оዣалоሥеራիз օγωгофуց. Гուկикруጶ оպըшեлθ ቿекኒዦ. X6MLz. This research aims to improve the starting ability of using natural materials. In the child group B in the PAUD Terpadu Rajawali, Kabupaten Samosir. This research is a study using the Kemmis Model and the Mc Tagart that is done in two cycles, of each cycle consists of 5 meetings. The study subject consisted of 20 children, 10 boys and 10 girls. This research object in the form of development improves the starting ability to use natural materials. Data collection uses observation and documentation. The results of this study indicate that the calculation of the start using natural materials and materials is around us. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Aṭfāluna Journal of Islamic Early Childhood Education December 2018, Vol. 1 No. 2 47 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM The Efforts to Increase Beginning Calculation Ability by Using Natural Materials Fitri Simanjuntak1, Hasnah Siahaan2 12PAUD Terpadu Rajawali, Samosir 1rindofitri12 2hasnahsiahaan27 First Received 21 June 2018 Final Proof Received 20 July 2018 Abstract This research aims to improve the starting ability of using natural materials. In the child group B in the PAUD Terpadu Rajawali, Kabupaten Samosir. This research is a study using the Kemmis Model and the Mc Tagart that is done in two cycles, of each cycle consists of 5 meetings. The study subject consisted of 20 children, 10 boys and 10 girls. This research object in the form of development improves the starting ability to use natural materials. Data collection uses observation and documentation. The results of this study indicate that the calculation of the start using natural materials and materials is around us. Keywords Beginning Calculation, Natural Materials Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkankemampuan berhitungpermulaan menggunakan bahan alam. Pada anak kelompok B di PAUD Terpadu Rajawali Kabupaten Samosir. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan Model Kemmis dan Mc Tagart yang dilakukan dalam dua siklus, dari setiap siklus terdiri dari 5 pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 20 anak, 10 laki-laki dan 10 perempuan. Objek penelitian ini berupa pengembangan meningkatkan kemampuan berhitungpermulaan menggunakan bahan alam. Media pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berhitung permulaan menggunakan bahan alam dan bahan ada di sekitar kita. Kata Kunci Berhitung Permulaan, Bahan Alam - PENDAHULUAN Anak merupakan individu yang unik, dan memiliki kekhasan tersendiri kajian tentang anak selalu Menarik sehingga memunculkan berbagai pandagan tentang arti sebenarnya hakikat seorang anak. Guru, Teman Kanak-kanak sebagai pelaku pendidikan yang secara langsung perkembangan dengan anak sangat penting memahaminya sesuai dengan tugas perkembangan anak pada setiap tingkat usia tertenu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan anak, sangat di perlukan pemahaman yang mendasar mengenai perkembangan diri anak, terutama yang terjadi dalam proses pembelajaraannya. Dengan pemahaman yang cukup mendalam atas proses tersebut diharapkan kita sebagai guru yang meliputi orangtua, pendidik disuatu lembaga pendidikan dan Upaya Meningkatkan Kemampuan… - Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 48 sebagai pemerhati pendidikan, maupun mengadakan eksplorasi, merencanakan, dan mengimplementasikan penggunaan sumber belajar Proses belajar mengajar tidak akan berhasil dengan optimal bila suatu sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai, disinilah perlunya daya imajinasi guru ataupun calon guru dalam menciptakan sumber belajar dengan bahan yang ada sehingga tidak ada kata “tidak ada dana“ yang dijadikan alasan untuk tidak menyediakan suatu alat/sumber belajar anak. Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Metode berhitung merupakan bagian dari matematika, hal ini diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya Depdiknas, 2007. Adapun masalah yang dihadapi guru, meliputi anak-anak kurang berminat belajar berhitung, dan kurang mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan diatas peneliti mencoba mencari jalan keluar dengan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas agar tercipta suasana yang Terpadu Rajawali sebagai tempat penelitian penulis berada di sebuah kecamatan, dimana masih mudah untuk menemukan bahan alam yang diperlukan untuk dijadikan bahan pembelajaran anak . Hal inilah yang mendorong penulis untuk memanfaatkan bahan alam sebagai media pembelajaran, dimana diharapkan dengan mengeluarkan biaya yang sedikit namun dapat berdampak besar dalam perkembangan Kognitif Anak dalam berhitung Permulaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata “mampu” yang berarti kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Ada beberapa teori tntang kemampuan yakni 1. Menurut Chaplin, Ability adalah kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. 2. Menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. 3. Menurut Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahawa kemampuan adalah yang dapat dikuasai oleh anak setelah terjadinya proses belajar. Kemampuan anak TK tentu tidak sama dengan kemampuan anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mengingat Upaya Meningkatkan Kemampuan… - Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 49 usia, kematangan cara berpikir anak belum maksimal PGTK 2402. Pembelajaran permainan berhitung pemula di taman kanak-kanak 2000 dijelaskan bahwa berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berhitung yaitu 1. Susanto berpendapat bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah 2011 adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya,sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. 2. Sriningsih N. berpendapat bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah 2008 kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5 sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus. Dapat disimpulkan bahwa berhitung merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar bagi anak. Pengenalan berhitung sangat bermamfaat paa anak usi dini. Ada beberapa pendapat para ahli tentang mamfaat pengenalan berhitung, diantaranya 1. Suyanto, S 2005 manfaat utama pengenalan matematika, termasuk didalamnya kegiatan berhitung ialah mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis. 2. Siswanto 2008 mempunyai manfaat bagianak-anak, dimana melalui berbagai pengamatan terhadap benda disekelilingnya dapatberfikir secara sistematis dan logis, dapat beradaptasi dan menyesuiakan dengan lingkungannya yang dalam keseharian memerlukan kepandaian berhitung. Memiliki apresiasi, konsentrasi serta ketelitian yang tinggi. Mengetahui konsep ruang dan waktu. Mampu memperkirakan urutan sesuatu. Terlatih, menciptakan sesuatu secara spontan sehingga memiliki kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Anak-anak yang cerdas matematika-logika anak dengan memberi materi-materi konkrit Upaya Meningkatkan Kemampuan… - Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 50 yang dapat dijadikan bahan percobaan. 3. Sujiono 2008 permainan matematika yang diberikan pada anakusia dini pada kegiatan belajar di TK bermanfaat antara lain, 1. Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. 2. Menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. 3. Membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain. Permainan matematika yang diberikan pada anak usia dini pada kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak bermanfaat antara lain, pertama membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. Kedua, menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. Ketiga, membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain. Sentra bahan alam dipergunakan untuk mempelajari bahan–bahan alam seperti pasir, air, play dough, warna dan bahan alam lainnya. Bahan alam memiliki alat-alat penunjang yang akan dipelajari, dalam sebuah kegiatan sentra bahan perbandingan ideal guru dengan murid adalah 110 dan yang menjadi guru bahan alam adalah benar-benar guru yang menguasai sentra bahan alam, baik dari segi kegiatan, maupun mengevaluasi perkembangan dari setiap siswa yang berekspolrasi dengan bahan alam. 1. Batu–Batuan Kita dapat menemukan bentuk batu yang sangat beragam di lingkungan sekitar kita,selain bentuknya yang unuk, batu juga memiliki ukuran yang sangat beragam. Media bernain yang dapat diciptakan dengan media ini sebagai alat hitung-menghitung, bunyi-bunyian, juga dibuat menjadi batu bintang ataupun bentuk yang lainnya. 2. Kayu Memilih kayu sebagai bahan baku untuk alat permainan adalah sangat tepat ada kayu yang keras dan ada pula kayu yang lunak .pilih lah kayu yang cukup keras dan kering agar bubuk atau jamur kayu tersebut tidak mudah di makan oleh anak didik .kayu mahoni dapat juga digunakan sebagai bahan untuk alat permainan untuk anak karena kayu mahoni memiliki serat yang lembut, berwarna merah dan sebaiknya jangan di kayu mahoni ,masih banyak kayu jenis-jenis kayu yang dapat di pakai sebagai alat peraga seluruh bagian tanaman yang ada dapat digunakan sebagai alat pembelajaran. 3. Daun-daunan kering Berbagai jenis daun dapat dipergunakan sebagai alat untuk melukis atau prakarya, seperti membuat topi boneka dari daun ,mencetak. Selain itu, daun juga dapat dipergunakan dalam kegiatan matematika, seperti mengukur daun, membedakan kasar halus, mengelompokan macam-macam bentuk daun 4. Biji-bijian Biji-bijian adalah alat pemainan yang paling mudah di cari, ditemukan dan paling dekat dengan lingkungan sekitar dan kehidupan kita sehari-hari. Biji–bijian yang dapat digunakan Upaya Meningkatkan Kemampuan… - Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 51 untuk alat permainan, seperti biji srikaya, biji salak, kacang tanah, biji kacang hijau dapat digunakan sebagai alat untuk mnghitung–hitung atau hiasan. 5. Pelepah Pelepah pohon pisang, pelepah pohon pinang pelepah daun singkong dan pelepah daun pepaya dapat di pergunakan sebagai alat permainan maupun kegiatan kesenian. Pelepah daun singkong bisa digunakan sebagai baling baling begitu pula dengan pelepah pohon pisang dijadikan alat musik ataupun kuda-kudaan. Pelepah pohon-pohon tersebut dapat pula digunakan sebagai alat kreativitas, seperti untuk meronce. METODE PENELITIAN Penelitian ini saya lakukan di PAUD Terpadu Rajawali di Desa Pardomuan I Kec. Pangururan, Kab Samosir pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Subjek Penelitian ini adalah murid di kelompok B PAUD Terpadu Rajawali dan murid yang menjadi subjek penelitian seluruhnya 20 orang, dengan 10 sepuluh perempuan dan 10 sepuluh laki-laki. Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 22 Oktober hingga 02 Novenber 2018. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada Perbaikan Siklus I, ada beberapa temuan yang menjadi perhatian bagi guru, supervisor, dan teman sejawat, antara lain 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. 2. Ada beberapa anak yang menjadikan Media untuk dijadikan bahan masak-masakan. 3. Ada beberapa anak yang tidak melakukan kegiatan. 4. Hasil penilaian kegiatan 20 anak secara keseluruhan Secara umum perbaikan siklus II menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun hal-hal yang akan di bahas dalam siklus ini adalah 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan terjadi karena karena penjelasan dan motivasi guru kepada secara bergantian. 2. Hampir semua anak sudah dapat mengikuti keguatan secara benar. Dapat terlihat bahwa anak yang kemampuan melakuan kegiatan sesuai dengan kriteria Berkembang Sangat Baik dan Berkembang sesuai harapan BSB dan BSH ada 19 orang. Anak yang mampu menggunakan kegiatan berhitung permulaan berjumlah 19 orang dan anak yang mampu menggunakan media dengan baik sebanyak 18 orang, sedangkan anak yang mampu melakukan kegiatan sesuai indikator berjumlah 19 orang. Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan perbaikan siklus II berhasil dengan perolehan Nilai bekembang sangat baik dan Berkembanng sesuai harapan BSB dan BSH sebanyak 19 orang dari 20 orang atau setara dengan 95%. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian selama dua siklus dengan kegiatan berhitung permulaan dari bahan alam yang dilaksanakan di kelompok B di PAUD Terpadu Rajawali dapat meningkatkan kemampuan dan minat berhitung pada anak Usia Dini. Peningkatan ini terlihat dari hasil pengamatan pada akhir perbaikan kegiatan Upaya Meningkatkan Kemampuan… - Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 52 berhitung, meliputi anak sudah mampu berhitung dengan media, bisa membedakan besar kecil, dan mengenal konsep dan lambang bilangan. Secara kuantitatif, berdasar dari grafik hasil pencapaian akhir siklus II, telah terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya hingga mencapai dari jumlah keseluruan anak kelompok B PAUD Terpadu Rajawali. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Sholeh, M. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta Rineka Cipta Aisyah, S., dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka Feldt, C. S. & Wasik, B. A. 2008. Pendidikan Anak usia Dini. Cet. 1. Klaten PT Macanan Jaya Cemerlang. Hinstock, E. G. 2002 Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Prasekolah. Jakarta Pustaka Delapratara. Jamaris, M. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas Meutia, A. C., dkk. 2003. APE untuk Kelompok Bermain. Jakarta Direktorat PAUD Depdiknas Moeslichatoen, R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta Rineka Sudono, A. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sugiono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Jilid 1. Bandung Alfabeta Sujiono, Y. N. dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta Universitas Terbuka Wardhani, I. & Wihardit, K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka. ... The child can learn to relate natural objects with mathematical symbols. The method of counting is part of mathematics that is indispensable in everyday life, especially the concept of numbers which is the basis for the development of mathematical abilities and readiness to attend further education Simanjuntak & Siahaan, 2018. According to Cockroft Kusmanto & Marliyana, 2014 explaining that mathematics needs to be applied to children because it is used in all aspects of life; mathematical skills are required in all areas of study; it is a powerful, concise, and explicit means of communication; it can be used to present information in a variety of ways; can improve logical thinking ability, accuracy, and spatial awareness; and provide satisfaction with efforts to solve challenging problems. ...Veryawan VeryawanAnita Yus Yasaratodo WauThis study aims to determine the effect of using the make-a-match cooperative learning model on children's numeracy skills. This quasi-experimental research was conducted at Fadnur Aisyah Islamic Kindergarten, North Sumatra, Indonesia. Researchers took 30 students aged 5-6 years with a specific purpose as a sample. We were collecting data using observation sheets to assess children's numeracy skills. The research instruments include mentioning numbers, counting pictures, connecting with symbols, and adding simplicity. The data analysis technique used is the one-way ANOVA test. The results showed that the average numeracy ability of children using the make-a-match learning model was higher than the expository learning model. Therefore, the implications of the make-a-match cooperative learning model can support numeracy skills in early childhood... Pembelajaran di luar kelas merupakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini dan dapat diingat seumur hidup karena bersentuhan langsung dengan alam yang dapat membuat anak merasa senang Ratnasari, 2020 Bahan alam merupakan pusat pembelajaran menggunakan panca indra secara langsung, melatih motorik, kognitif, sosial, dan emosi sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Dengan bahan alam guru dapat berkreasi menciptakan proses pembelajaran yang menarik, sehingga tidak ada lagi kalimat yang terdengar bahwa tidak memiliki media pembelajaran yang diperlukan dalam proses kesiapan berhitung dan menulis serta keterampilan dan perilaku anak Simanjuntak & Siahaan, 2018. Prinsip pembelajarannya bermain sambil belajar, bermain dengan menggunakan alam, dan belajar bersama alam. ...RIKA KURNIA RThis study aims to improve early childhood numeracy skills using natural-based numeracy learning at the Hajar Aswad Makkio Baji Antang Kindergarten. This research is a development research with a borg and gall model. The background of this research is due to the lack of optimal early numeracy skills in Hajar Aswad Kindergarten, and the parents' desire for children to be given games so they can name and match numbers. The data analysis technique was carried out descriptively qualitatively and quantitatively to test the effectiveness of the model. The instruments used are observation and interviews. The data sources were 2 teachers in group B and the research subjects were 16 students aged 5-6 years. The results of the expert test stated that numeracy learning made from natural materials in the form of textbooks was valid and practical to use in the Hajar Aswad Makkio Baji Kindergarten after being validated with 78% criteria. The results of the field test showed that the child's early numeracy skills were growing, it was seen that there was an increase in learning after being given numeracy learning made from nature. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berhitung awal anak usia dini menggunakan pembelajaran numerasi berbahan alam di TK Hajar Aswad Makkio Baji Antang. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model borg and gall. Latar belakang penelitian ini dikarenakan kurang optimalnya kemampuan berhitung awal di TK Hajar Aswad, dan adanya keinginan orangtua agar anak diberikan permainan sehingga dapat menyebutkan dan mencocokkan bilangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriftif kualitatif dan kuantitatif untuk uji efektivitas model. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Sumber data 2 orang guru di kelompok B dan subjek penelitian 16 orang peserta didik usia 5-6 tahun. Hasil uji ahli menyatakan bahwa pembelajaran numerasi berbahan alam berupa buku ajar valid dan praktis digunakan pada TK Hajar Aswad Makkio Baji setelah divalidasi dengan kriteria 78%. Hasil uji lapangan diperoleh kemampuan berhitung awal anak semakin berkembang terlihat peningkatan belajar setelah diberikan pembelajaran numerasi berbahan alam.... In addition, before the child progresses, the writer and the child make an agreement regarding the rules of the game first so that the child becomes more disciplined and does not disturb other friends who are progressing. This agrees with Simanjuntak & Siahaan 2018 ...This study aims to determine whether or not to develop preliminary numeracy skills in Group A children TK PGRI 04 Kalibatur, Kalidawir District, Tulungagung Regency, using number stick media. This type of research is a Classroom Action Research PTK with a model developed by Kemmis and Mc Taggart. The subjects of this study were 13 children in group A. The data collection techniques used were observation and documentation while the instruments used were child assessment sheets and teacher observation sheets. The data analysis technique used is comparative quantitative technique. In the first cycle the percentage of completeness was the second cycle was and the third cycle was The conclusion of the results of this study is that learning using number stick media can develop initial numeracy skills in Group A children of TK PGRI 04 Kalibatur, Kalidawir District, Tulungagung Regency, 2020/2021Academic Year... So that this media can be a valid medium to improve students' numeracy skills. Simanjuntak & Siahaan 2018 explain the purpose of learning to count for early childhood aims to know the basics of learning to count so that in time the children will be better prepared to take part in learning to count at the next more complex level. ...Based on the results of a preliminary study conducted on 20 children, the number of children who got 4 stars was 3 children with a percentage 15%, 3 stars were 4 children with a percentage 20%, 2 stars were 3 children with a percentage 15%, while those who got 1 star were 10 children with a percentage 50%. This shows that there are still many children who have not been able to count from 1-10, which means that many children have not achieved their learning completeness. For this reason, it is necessary to take action so that children's learning completeness can be achieved. The purpose of this study was to see the effectiveness of using smart tree media in improving children's numeracy skills 1-10. The design chosen for this study was the Kemmis and Taggart Classroom Action Research Model with 3 cycles. The data collection techniques used are performance techniques to collect data about students' numeracy skills and observation techniques to collect data about the learning process when each action cycle is carried out. The results of the data analysis showed that after the third cycle was completed, the learning completeness of the children reached 80%, meaning that there were 16 children who achieved learning completeness. The conclusion is that smart tree media can improve numeracy skills 1-10 in group A children at An-Nur Labuapi hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 anak, 3 anak 15% mendapat 4 bintang, 4 anak 20% mendapat 3 bintang, 3 anak 15% mendapat 2 bintang, dan sisanya 10 anak 50% mendapatkan 1 bintang. Hal ini menunjukkan masih banyak anak yang belum dapat berhitung dari 1-10, yang berarti banhyak anak yang belum tercapai ketuntasan belajarnya. Untuk itu perlu adanya Tindakan yang dilakukan agar ketuntasan belajar anak dapat tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat efektivitas penggunaan media pohon pintar dalam meningkatkan kecakapan berhitung 1-10 pada anak. Desain yang dipilih untuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik unjuk kerja untuk mengumpulkan data tentang kemampuan berhitung peserta didik dan teknik observasi untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran pada saat setiap siklus tindakan dilaksanakan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah siklus III selesai dilaksanakan ketuntasan belajar anak mencapai 80%, artinya anak yang mencapai ketuntasan belajar berjumlah 16 anak. Kesimpulannya adalah bahwa media pohon pintar dapat meningkatkan kecakapan berhitung 1-10 pada anak kelompok A TK An-Nur Pengajaran Montessori Untuk Anak PrasekolahE G HinstockHinstock, E. G. 2002 Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Prasekolah. Jakarta Pustaka dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas NegeriM JamarisJamaris, M. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas untuk Kelompok BermainA C MeutiaMeutia, A. C., dkk. 2003. APE untuk Kelompok Bermain. Jakarta Direktorat PAUD Depdiknas Moeslichatoen, R. 1999.Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga AkademikA SudonoSudono, A. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sugiono. 2005.
Sentra Bahan Alam ialah salah satu sentra yang ada di PAUD Islam Bintang Juara. Sentra ini dapat membantu merangsang panca indera kakak shalih-shalihah untuk dapat mengenal alam sekitar mereka. Ada 8 ragam kegiatan di Sentra Bahan Alam beserta manfaatnya yang luar biasa, Ayah Bunda. Pada Sentra Bahan Alam ini, kakak shalih shalihah dapat bermain sambil belajar. Tak hanya itu, kakak shalih-shalihah dapat memperlihatkan kemampuan dalam mengenali, menghubungkan, membandingkan, serta membedakan sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri mereka. PAUD Islam Bintang Juara telah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk Sentra Bahan Alam yang akan digunakan oleh kakak shalih-shalihah. Fasilitas tersebut tersedia berdasarkan macam-macam kegiatan Sentra Bahan Alam seperti meronce makaroni, bermain pasir, dan masih banyak fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan perkembangan kakak shalih-shalihah. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasi keingintahuan tersebut melalui bermacam-macam kegiatan main yang bermakna. Kakak shalih-shalihah bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump. Aktivitas lain yang bisa dilakukan di Sentra Bahan Alam yaitu menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Tak hanya itu, kakak shalih-shalihah juga bisa bermain finger painting yang dibuat dari tepung maizena dan main ublek. Bereksperimen membuat bentuk-bentuk geometri atau lainnya sesuai imajinasinya menggunakan playdough adalah kegiatan favorit lainnya di Sentra Bahan Alam. Melukis dengan kuas dan bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur juga menjadi pilihan yang bisa dilakukan di Sentra Bahan Alam. Ayah Bunda pernahkah me-recalling kegiatan apa yang biasa dipilih oleh kakak shalih-shalihah ketika berada di Sentra Bahan Alam? Tahukah Ayah Bunda bahwa pilihan main kakak shalih-shalihah merupakan tampilan dari tahap perkembangan mereka? Daftar Isi1 Yuk Intip 8 Ragam Kegiatan di Sentra Bahan Alam beserta Manfaatnya! 1. Densitas Stimulasi Main 2. Densitas Main 3. Densitas Meronce 4. Densitas Mencuci 5. Densitas Menjepit 6. Densitas Kocok Air 7. Densitas Terapung 8. Densitas Tuang Isi Air Nah, Ayah Bunda, berikut ini 8 ragam kegiatan di Sentra Bahan Alam. Setiap ragamnya memiliki manfaat masing-masing. Yuk intip satu per satu ragam dan manfaatnya. 1. Densitas Stimulasi Main Pasir Pada densitas ini, kakak shalih-shalihah dapat bermain pasir dengan menggunakan sekop untuk mengambil pasir yang ada di dalam wadah. Kemudian kakak shalih-shalihah dapat mencetak bentuk yang diinginkan sesuai wadah yang telah disediakan oleh Miss. Di Densitas Stimulasi Main Pasir ada banyak manfaat yang dapat membantu perkembangan kakak shalih-shalihah. Salah satu manfaatnya yaitu dapat melatih kemampuan motorik kakak shalih-shalihah 2. Densitas Main Playdough Pada area ini, kakak shalih-shalihah dapat bermain playdough yang telah tersedia. Kemudian, kakak shalih-shalihah dapat berkreasi dengan playdough tersebut sesuai dengan imajinasi mereka. Bentuk yang dihasilkan oleh kakak shalih-shalihah saat bermain dengan playdough menampilkan tahap perkembangan mereka. Ada kakak shalih-shalihah yang baru meremas-remas playdough, tetapi ada juga yang telah memiliki inisiatif untuk membentuk beragam karya dari playdough tersebut. Salah satu manfaat dari densitas main playdough yaitu dapat meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi kakak shalih shalihah. 3. Densitas Meronce Makaroni Tersedia makaroni dan tali yang bisa digunakan oleh kakak shalih-shalihah. Kakak shalih-shalihah bisa berkegiatan dengan cara memasukkan tali ke dalam lubang mainan makaroni sesuai dengan jumlah yang diinginkan oleh kakak shalih-shalihah. Kegiatan ini mampu meningkatkan fokus dan kemampuan berhitung kakak shalih-shalihah. 4. Densitas Mencuci Piring Selain untuk meningkatkan kemampuan sensorik, mencuci piring adalah aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan di rumah untuk mengajarkan kakak shalih-shalihah tentang tanggung jawab. Bagi kakak shalih-shalihah yang tidak terbiasa mencuci piring di rumah, akan terlihat tangannya kaku dalam memegang spons dan membersihkan piring, mangkok ataupun gelas yang sudah tersedia. Bahkan tak sedikit yang justru bermain busa dari spons yang diremas-remasnya. 5. Densitas Menjepit Kerupuk Kakak shalih-shalihah bisa berkegiatan dengan kerupuk dan penjepitnya. Cara bermainnya yaitu kakak shalih-shalihah menjepit kerupuk dengan alat yang telah tersedia, lalu memisahkan kerupuk-kerupuk tersebut sesuai dengan warnanya masing-masing. Misal, kerupuk warna biru dikumpulkan dalam satu tempat, begitu pula dengan kerupuk warna lainnya. Kakak shalih-shalihah juga bisa membuat pola dalam tiap wadah. Misal, dalam satu wadah ada 1 kerupuk biru, 1 kerupuk merah dan 1 kerupuk kuning. Terlihat sederhana bukan kegiatan ini, Ayah Bunda? Namun tahukah jika kegiatan ini punya beberapa manfaat sebagai berikut Melatih kemampuan motorik Menguatkan otot tangan Belajar mengenai warna Belajar memahami pola Belajar berhitung 6. Densitas Kocok Air Sabun Di densitas ini, kakak shalih-shalihah bisa menemukan beragam benda, seperti wadah yang berisi air biasa, sabun yang ditempatkan dalam sebuah teko dan alat kocokan. Kegiatan yang bisa dilakukan kakak shalih-shalihah yaitu mencampurkan sabun ke dalam air biasa yang telah tersedia, kemudian kakak shalih-shalihah mengocok air yang telah tercampur sabun hingga menghasilkan gelembung. Selain menghadirkan kebahagiaan dalam cara sederhana, Densitas Kocok Air Sabun juga bermanfaat untuk perkembangan otot tangan kakak shalih-shalihah. 7. Densitas Terapung Tenggelam Kakak shalih-shalihah bisa bermain dengan banyak pilihan benda pada densitas ini, seperti kapal, bebek dan mainan yang bisa terapung lainnya. Kakak shalih-shalihah dapat memilih mainan apa yang akan dimainkan di atas air yang telah tersedia di dalam baskom. Kemudian kakak shalih-shalihah dapat berkreasi dengan cara menyalurkan ide yang mereka miliki. Misalnya, kakak shalih-shalihah berimajinasi bahwa mereka sedang berada di dalam kapal, untuk menguatkan ide tersebut, mereka akan menirukan suara kapal sambil menggerakkan kapal di dalam baskom. Manfaat yang didapat oleh kakak shalih-shalihah saat berkegiatan di Densitas Terapung Tenggelam antara lain mengembangkan kreativitas dan imajinasi. Tak hanya itu Ayah Bunda, di area ini kakak shalih-shalihah juga belajar mengenali ciri fisik sebuah benda dan mengetahui bedanya terapung-tenggelam. 8. Densitas Tuang Isi Air Corong, gelas, teko plastik, centong, jirigen dan air yang telah diberi tiga pewarna berbeda adalah beberapa benda yang bisa ditemui kakak shalih-shalihah. Pada densitas ini, kakak shalih-shalihah dapat memilih air sesuai dengan warna yang diinginkan lalu dipindahkan ke jirigen. Agar air bisa berpindah ke jirigen, kakak shalih-shalihah bisa menyalurkan bermacam-macam ide, seperti; Menaruh corong di atas jirigen yang terbuka, Menggunakan gelas, teko plastik atau centong. Cara yang dipilih oleh kakak shalih-shalihah merupakan tampilan tahap perkembangan mereka. Dari kegiatan ini, kakak shalih-shalihah belajar untuk mengasah kreativitas, melakukan perbandingan, mengetahui tentang penuh dan kurang, serta masih banyak hal lainnya. Ternyata kegiatan yang ada di Sentra Bahan Alam sangat sederhana dan bisa dilakukan di rumah masing-masing bukan, Ayah Bunda? Ayo ajak kakak shalih-shalihah untuk recalling 8 ragam kegiatan tersebut di rumah. Apabila Ayah dan Bunda secara konsisten melakukan kegiatan-kegiatan di atas, insya Allah tumbuh kembang kakak shalih-shalihah dapat distimulasi secara optimal. Semoga informasi ini bermanfaat. Pastikan untuk membagikan artikel ini kepada kerabat dan sahabat ya Ayah Bunda. Sampai jumpa di catatan istimewa Bintang Juara selanjutnya.*** Ditulis oleh Fasya, Diedit oleh Tim Humas & Media Referensi
Related PapersAlat Peraga adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern,konvensional,dan tradisional. APE didesain secara sederhana dan ringan sehingga mudah untuk dibawa dan dijinjing oleh anak. Bahan yang biasa digunakan harus aman bagi siswa. Bahan yang bisa digunakan adalah bahan yang berada dilingkungan sekitar seperti kayu, styrofoam,busa, tekstil, kardus, tali, karet, kulit, karton dan bahan alam lainnya seperti batu,kayu, daun-daun, biji-bijian, pelepah pisang,bambu dll. Pentingnya penggunaan alat peraga bagi anak didik paud diantaranya merangsang Motorik anak didik, mengenal Bentuk Benda Pada Anak Didik, dan mempermudah Guru Dalam Proses Belajar Mengajar PAUD. Selanjutnya setelah memilik APE untuk siswa, diperlukan evaluasi Output Pembelajaran Pada Anak Didik Setelah Menggunakan Alat Peraga. Fungsi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Evaluasi media ini terdiri dari evaluasi permatif yaitu proses pengumpulan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif digunakan untukCreativity is one of the objectives for nonformal education. However, creativity is not well developed enough as it was observed at Play Group of Aisyiyah 02 Pati. Through waste cartoon, children can be trained to develop their creativity. The article reports the progress of how waste cartoons be made as puppets. It is an art work, and students should be creative. The progress shows how talented and creative learners are in producing puppets and telling stories , on Permendikbud No. 137 concerning National Standards for Early Childhood Education, early childhood educators are professionals in charge of planning, implementing learning, and assessing learning outcomes, as well as providing guidance, training, care and protection. Therefore, to support the learning process in teaching and learning activities, it is necessary for the creativity of teachers to develop, plan and implement their use in the use of teaching media such as Educational Game Tools, better known as APE. Based on initial observations, the phenomenon that occurs in the early childhood education environment is found to be low in the use of Educational Game Tools and teacher creativity in the learning process. The fact that exists in the field is what makes researchers carry out programs that can improve the quality of teachers in East Lombok through learning development training. This training for professional educators or teachers is a technique for planning teachin...Permasalahan yang ditemukan dalam mengembangkan kreativitas anak di TK Negeri Pembina Sikur adalah tidak dimanfaatkannya alat permainan edukatif yang sudah disediakan oleh sekolah. Alat permainan edukatif yang ada hanya menjadi simpanan di gudang dan tidak pernah di aplikasikan dalam pembelajaran anak. Guru lebih monoton mengajar menggunakan majalah dan buku tugas anak. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain Randomized Pretest-Postest Control Group Design yaitu adanya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk memperoleh pengembangan yang optimal, kelompok perlakuan diberikan treatmen sebanyak 5 kali sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Untuk mendapat hasil data yang sesuai, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumentasi dan instrumen pengembangan kreativitas anak. Subjek yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas A1 sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 4 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelompok A2...The problem of this study was the lack of teachers knowledge especially in using learning educational games. This study aimed to describe teachers knowledge of educative tools in learning. The study population was all early childhood teachers qualified as bachelor degrees with a total of 87 teachers. The research sample was 47 teachers by using purposive sampling techniques. Data were collected by using tests and analyzed by using descriptive quantitative. The results showed that 60% teachers has lack understanding in using educational tools, while there were 13% teachers who do not even know about the using of educational tools. From all the indicators it can be showed that teachers has a lack of understanding in benefits 64%, requirements 55% and management of tools educative learning 75%. It can be concluded that teachers still has a lack understanding in managing educative tools in learning. Masalah penelitian ini adalah kurangnya guru memanfaatkan alat permainan edukatif ...Keterlambatan perkembangan motorik halus dapat berdampak pada menurunnya kekuatan otot dan jari-lengan. Bentuk kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak salah satunya kegiatan meronce. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian adalah eksperimen dengan jenis design one group pre-test and post-test. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun, yaitu kelompok B2 sebagai eksperimen dengan berjumlah 15 anak yang dilakukan di RA Al-Ikhwan School selama Bulan Juni 2020. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan program SPSS Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil uji-t memperoleh nilai Sig 2-tailed sebesar 0,000 < 0,05, artinya diterima dan ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. D...ABSTRAK Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa kurang berkembangnya kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Motorik halus anak belum berkembang secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan gerakan jari jemari anak yang masih kaku untuk melakukan kegiatan motorik halus, seperti mengenggam, meremas, memilin dan mencetak belum sempurna. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan media playdough dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi literatur atau studi kepustakaan dengan teknik pengambilan data dari hasil menelaah buku-buku, jurnal, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan media playdough motorik anak berkembang dengan baik sehingga tujuan dalam mengembangkan motorik halus anak bisa tercapai sesuai harapan. ABSTRACT This research stems from the fact that fine motor skills are less developed in early childhood. fine motor skills of children have not developed optimally. This is indicated by the still stiff finger movements of the child to perform fine motor activities, such as grasping, squeezing, twisting and printing rudely. The purpose of this study is to describe the use of playdough media in improving fine motor development in early childhood. The type of research used is literature study research with data collection techniques from the results of reviewing books, journals, magazines, and articles related to the research topic. The results showed that by using playdough media, children's motor skills developed well so that the goals in developing children's fine motor skills could be achieved as expected. PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya karena pada masa usia dini merupakan masa peka atau masa golden age. Pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari Yusanti & Suryana Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut usia keemasan. Masa ini merupakan masa pembentukan jaringan otak dan perkembangan psikologis dan emosi anak, agar tumbuh kembang anak baik dan berjalan sesuai dengan kematangan usianya, jangan sampai masa emas ini berlalu tanpa adanyaModel pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak dan di dalam lingkaran. Model pembelajaran sangat menentukan terhadap pencapaian aspek perkembangan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan model pembelajaran sentra di TK Amani Insani Yogyakarta. Subjek penelitian menggunakan anak usia 5-6 tahun atau kelompok B, kepala sekolah, dan guru kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan model dari Miles Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sentra di TK Amal Insani sudah diterapkan dengan baik. Terdapat sentra persiapan, sentra bahan a;am dan cair, sentra imtaq, sentra main peran, sentra balok, seni-kreativitas dan sentra musik-olah tubuh. Faktor pendukungnya terdiri atas, kompetensi kepala sekolah, peran kepala sekolah dan kelengkapan APE Alat Permainan Edukatif. Selanjutnya faktor yang menghambat adalah lemahnya guru yang kreatif dan lemahnya karakter guru.
Kelas Baby House di Sentra Bahan Alam Sebutan “Sentra Bahan Alam” dalam Metode Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an bukan penerjemahan dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk “main berantakan” messy play. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu curiosity anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Bayi yang menggenggam jari ibundanya sesungguhnya ia sedang belajar. Kulit tangannya yang halus menyerap informasi tentang tekstur dan informasi itu terekam dalam otaknya. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengarahkan benda yang dia pegang ke mulutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh. Karena itu, para Bunda yang mengasuh bayi perlu berhati-hati agar tidak memenggal upaya eksplorasi sang buah hati. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Sebisa mungkin ungkapkan dengan kata-kata setiap hal yang Bunda lakukan saat berada bersama bayi. Termasuk meminta izin, jika Bunda ada keperluan untuk meninggalkannya sesaat, misalnya untuk ke kamar mandi. Sebab, informasi-informasi dan kosakata yang Bunda ucapkan akan membantu bayi berlatih membangun pengetahuan dan konsep. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi. Baca juga posting terdahulu berjudul, “Bermain itu Belajar”. Peningkatan kualitas schema berarti bertambah pula moda-moda belajar anak, seiring dengan bertambahnya keragaman informasi dan pengetahuan yang telah diserapnya. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain. Tak pelak, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh atau pakaian anak anak-anak menjadi basah atau belepotan. Itu sebabnya permainannya dinamakan “messy play”. Sentra Bahan Alam memberi kesempatan anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti konsekuensi perbuatan melalui pengalaman-pengalaman main yang konkret. Anak-anak belajar mengenal batasan-batasan, aturan, konsekuensi, dan karena itu belajar mengontrol diri, sikap serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam, terutama yang masih Play Group dan TK-A, selalu membawa pakaian ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikap-sikap mereka sudah terkontrol. Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat mengontrol diri saat “messy play”. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan permainan yang “kering” menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Permaian yang “kering” itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain. Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam Sentra Bahan Alam, meskipun bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak. Jadi, wahai ayahanda-bunda, berhentilah menuntut guru TK/RA/PAUD mengajari putera-puteri kita baca-tulis-hitung. Banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kemampuan calistung pada anak usia dini. Sebab, jika kesempatan emas itu terlewatkan dan otot-otot dasar kehidupan mereka tidak terbangun secara terpadu dan menyeluruh, maka putera-puteri kita akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi berbagai tantangan di masa dewasanya kelak. Sumber
alat peraga sentra bahan alam